7 Fakta Luar Biasa Tentang Moai, Pulau Paskah

Pulau kecil yang berjarak ribuan kilometer dari daratan Chili ini adalah salah satu situs arkeologi paling menarik dan penting di dunia. Pulau Paskah telah memukau dan memikat sejarawan, ahli geologi, arkeolog, dan ilmuwan selama ratusan tahun. Pulau ini adalah rumah bagi Moai, ukiran batu besar dari wajah-wajah yang berusia setidaknya 500 tahun. Meskipun ada banyak pertanyaan tersisa tentang struktur misterius dan monumental ini, ada beberapa hal yang pasti. Berikut tujuh fakta tentang Moai Pulau Paskah.

1. Tidak Ada Yang Tahu Secara Tepat Bagaimana Mereka Memindahkan Moai

Dengan Moai terbesar dengan berat 82 ton, tidak ada yang tahu pasti bagaimana penduduk pulau memindahkannya. Yang pasti penduduk pulau melakukan ini tanpa menggunakan roda, hewan besar, atau mesin – tapi bagaimana caranya? Sebagian besar teori menyatakan bahwa penduduk pulau pasti pernah menggunakan semacam roller kayu. Meski begitu, roller kayu yang mengangkut lebih dari 80 ton batu lava cukup mengesankan.

2. Moai Memiliki Tubuh

Meskipun sering disebut sebagai ‘Kepala Pulau Paskah’, banyak yang melewatkan fakta bahwa Moai sebenarnya juga memiliki tubuh. Sebagian besar Moai yang populer, bagaimanapun, terkubur hingga bahu mereka, jadi satu-satunya yang terlihat adalah kepala yang menjulang tinggi. Mayat-mayat itu, meski terkubur di bawah tanah, sama-sama mengesankan dan mengerikan.

3. Mungkinkah Mereka Menanggapi Kusta?

Beberapa teori menyatakan bahwa alasan di balik wajah Moai yang aneh dan memanjang mengarah pada penyakit kusta. Pemikirannya adalah bahwa penduduk pulau mengkonstruksi wajah mereka dengan cara ini sebagai upaya untuk menangkal penyakit. Kusta sangat terkait dengan kelainan bentuk yang ditimbulkannya. Jadi untuk mengatasi ini, Moai memiliki fitur yang berlebihan untuk ‘melindungi’ pulau dari penyakit.

Baca Juga:  7 Tempat Wisata Unik di India yang Wajib Dikunjungi

4. Ada Banyak Dari Mereka

Sekitar 900 tepatnya. Ada 887 Moai yang tersebar di seluruh Pulau Paskah layaknya Liburan ke Lampung, semuanya dalam berbagai tahap konstruksi. Yang lebih menarik, ada lebih dari beberapa kemungkinan masih di bawah tanah hanya menunggu untuk ditemukan.

5. “Agar Dia Bisa Hidup”

Dari semua pertanyaan seputar Moai Pulau Paskah, satu hal yang pasti. Penduduk asli membangun Moai untuk menghormati Tuhan atau kepala pulau. Kata ‘Moai’ berasal dari bahasa Polinesia Pulau Paskah, Rapa Nui, dan berarti ‘sehingga dia bisa hidup’.

6. Negara Kepulauan Pasifik Pertama yang Diakui oleh UNESCO

Pada tahun 1995, Pulau Paskah menjadi Pulau Polinesia pertama yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. UNESCO menamai Pulau Paskah karena ‘Nilai Universal yang Luar Biasa’ dan memainkan peran besar dalam konservasi dan penggalian Moai yang berkelanjutan.

7. Pulau Paskah adalah Nama Modern

Terakhir, Pulau Paskah adalah nama yang diberikan oleh penjelajah Belanda Jacob Roggeveen yang kebetulan ‘menemukan’ pulau itu pada hari Minggu Paskah. Nama-nama pulau yang lebih tua, dan ada beberapa, termasuk ‘Te Pito o Te Henua’ dan ‘Mata-Ki-Te-Rani.’ Te Pito o Te Henua diterjemahkan menjadi ‘The Center Of The World’, dan Mata-Ki -Te-Rani berarti ‘Mata Menatap Langit.’

Related Posts